Senin, 19 Oktober 2015

Sejarah Bingkai jalanan







Sekolah sosial bingkai jalanan awalnya dibentuk oleh anggota dari ekstrakurikuler  Karya Ilmiah Remaja (KIR) SMKN 14 Jakarta sebagai bentuk Corporate Social and Responsibility (CSR) bagi anak anak jalanan yang sering kali menjadi target penelitian untuk karya tulis yang dilombakan tim KIR SMKN 14.

Semula sekolah ini ditujukan untuk para bajing loncat cilik di kawasan kelapa gading (pedongkelan) Jakarta Utara. Dikarenakan banyak dari para bajing loncat cilik ini yang berpulang karena resiko pekerjaan mereka kami pun memutuskan untuk mencari lokasi lain sebagai target pengajaran sekolah sosial kami.

Pada 18 Desember 2012 sekolah social bingkai jalanan resmi di buka di taman dekat Gelanggang Remaja Senen Jakarta Pusat. Bermodalkan tikar, papan tulis beberapa bungkus susu dan snack seadanya kami mengajak anak-anak pedagang asongan dan pengamen cilik di sekitar Senen untuk ikut belajar bersama kami. Respon yang kami terima cukup baik dari peserta didik kami. Beberapa peserta didik yang putus sekolah kami ajarkan kembali beberapa pelajaran di bangku sekolah dan beberapa anak yang buta huruf karena tidak mengenyam pendidikan di bangku sekolah kami ajari membaca.

Dalam perjalanan nya banyak kendala yang dilalui komunitas independen ini pun harus mengalami pasang surut anggota pengajar. Bahkan, sekolah ini sempat vakum hampir satu tahun dikarenakan keterbatasan dana dan jumlah pengajar. Namun melihat semangat para siswa sekolah bingkai dalam belajar memacu kami untuk tetap semangat memajukan sekolah bingkai jalanan tentunya dengan struktur dan manajemen kurikulum yang lebih baik.

Dengan jumlah siswa hampir 35 orang yang sebagian besar merupakan anak dari pedagang asongan, pemulung maupun pengamen cilik di sekitar terminal dan stasiun senen Jakarta Pusat. Sebagian dari siswa kami benar benar merupakan tunawisma yang putus sekolah bahkan beberapa tidak pernah mengenyam pendidikan dibangku sekolah sehingga masih buta huruf. Fokus kami adalah memberikan pengajaran agar siswa yang putus sekolah mampu mengikuti ujian paket A atau B untuk selanjutnya melanjutkan pendidikan di bangku sekolah. Adapun bagi siswa yang belum mampu membaca kami berikan pelatihan tambahan diluar jam pertemuan setiap minggunya demi melatih kemampuan mereka agar semakin lancar membaca sehingga siap untuk mengikuti pendidikan di bangku sekolah. Kegiatan ini tidak hanya berfokus pada pemberian ilmu secara akademik melainkan juga penanaman nilai moral dan religi serta rasa cinta tanah air sehingga diharapkan siswa sekolah bingkai jalanan tidak hanya tumbuh menjadi generasi yang cerdas namun juga berahlak dan memiliki wawasan kebangsaaan. Kami selaku pengurus bingkai jalanan pun memiliki rencana kedepan untuk memperluas jangkauan ajar dengan membuka cabang sekolah  di beberapa kawasan lain.


Agar berjalan nya kegiatan ini dan demi terwujudnya visi dan misi sekolah bingkai jalanan dan tentunya dibutuhkan pula kepedulian tidak hanya dari kami selaku pengurus sekolah bingkai jalanan namun juga dari masyarakat luas. Untuk itu bantuan dan uluran tangan dari anda baik dalam bentuk materi, tenaga maupun penyebaran informasi mengenai kegiatan sekolah jalanan ini sangat kami butuhkan demi terwujudnya pendidikan anak bangsa yang lebih baik.

VISI
Terwujudnya pendidikan yang lebih baik  dikalangan anak jalanan dan putus sekolah sekaligus menjadi sarana dan motivasi bagi masyarakat untuk peduli terhadap kemajuan pendidikan lingkungan sekitar.

MISI 

  1. Fokus pada pemberantasan buta huruf terutama dikalangan anak jalanan.
  2. Memberikan pengajaran tambahan demi terwujudnya kemampuan akademis                yang  lebih baik bagi peserta didik.
  3. Membantu menekan angka putus sekolah dengan mengusung gerakan orang              tua asuh.
  4. Sebagai sarana kegiatan edukasi dan penanaman nilai moral serta rasa cinta              tanah air bagi anak.






0 komentar:

Posting Komentar